Awal mula proses
pembuatan album musik barunya, Sherina bertujuan untuk menulis lagu-lagu
yang mudah ‘teregister’ di telinga orang banyak. Walaupun selalu ada catatan
kecil di kepalanya untuk menulis satu buah lagu yang lebih toleran pada
dorongan pribadinya
“Niat awal untuk membuat satu album
berisi lagu-lagu yang catchy semua dan mudah diterima ‘industri
musik pop hari ini’ akhirnya terkalahkan oleh dorongan pribadi saya yang
‘gatel’ untuk menyisipkan satu lagu yang spontan, sesuai dengan selera pribadi,
dan tanpa banyak diformulasikan untuk pasar. Sebuah lagu dengan susunan melodi
dan aransemen yang sangat personal. Di lagu ini saya muntahkan semua
chord-chord favorit saya, hehehe. Mudahan teman-teman pendengar musik
dapat menikmati lagu ini sebagaimana saya menikmati lagu ini juga.” jelas Sherina.
Sebelum Selamanya merupakan single yang
menjembatani Sherina dengan album terbarunya.
“Yang membuat saya kaget sekaligus
bahagia adalah setelah berunding dengan tim Trinity Optima Production justru
pada akhirnya yang terpilih untuk menjadi single perdana album baru adalah
lagu Sebelum Selamanya.” tambah Sherina.
Lagu ini mengisahkan perasaan seseorang yang tengah menjalani bahtera
perjalanan cinta bersama pasangannya. Selama perjalanan berlangsung,
perlahan-lahan komitmen akan terbentuk diantara mereka. Namun sebelum menuju
‘selamanya’ ada pertanyaan yang perlu dijawab, janji yang perlu diingat dan
ditepati, tanpa keraguan dari kedua belah pihak. Rasa saling percaya diharapkan
untuk tumbuh dari resolusi ini. Kesepakatan untuk saling mempersembahkan cinta
yang sama besarnya akan menjadi faktor utama keberhasilan komitmen yang mereka
jalani.
“Bisa dibilang, ide yang mendasari
lagu ini adalah; setiap kali kita jatuh cinta, tentunya kita ingin menjalin
hubungan dengan dia selamanya. Apapun ‘bentuk’ dari implementasi janji akan
komitmen untuk bersama selama-lamanya, yang perlu diperhatikan adalah sebuah
keyakinan dan jaminan bahwa pasangan akan memberikan segenap jiwa raganya
kepada kita seperti bagaimana kita juga memberikannya kepada pasangan. Equivalent
Exchange.” lanjut Sherina.
“Saya merasa
tertantang untuk mengolah sebuah situasi hubungan percintaan dengan makna yang
melebihi isu-isu remaja seperti ‘naksir-nasiran’ atau ‘pedekate’. Saya
ingin mendeskripsikan sebuah percakapan satu arah yang intim dan personal. Lagu
ini berawal dari susunan lirik yang dibiarkan sporadis dalam jangka waktu yang
cukup lama, karena jujur saya cukup bingung topik sedewasa ini mau dikemas
seperti apa. Saya sempat tinggalkan untuk fokus kerjain lagu-lagu yang
lain dulu. Tapi lama kelamaan susunan lirik makin terbentuk ketika saya iseng
mainkan piano untuk cari melodi dan chordnya.” tutur Sherina, “Bayangan
aransemen musik masih mengira-ngira apakah ingin dibikin upbeat/slow,
akhirnya mulai jelas ketika workshop. Jadilah musik yang chill dan
simple, tapi setelah didengar-dengar lagi saya masih merasa ada yang
kosong. Jadinya saya maruk tambahkan strings. Keputusan untuk intronya
baru kepikiran terakhir. Saya buka dengan strings”, jelasnya.